Telkom Innovillage Lahirkan Semerbak-IoT

Jakarta, ID – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, melalui program Telkom Innovillage, mendorong digitalisasi dan menumbuhkan talenta digital Indonesia guna menopang ketahanan pangan di Tanah Air. Salah satu solusi yang dihasilkan, yakni Semerbak-IoT.
Inovasi unggulan Semerbak-IoT dari program Telkom itu merupakan alat monitoring cerdas berbasis internet of things (IoT) yang dirancang untuk membantu pemeliharaan bibit padi kering.
Teknologi tersebut dikembangkan oleh tim dari Universitas Telkom dan telah diimplementasikan secara bertahap di Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Semerbak-IoT dilengkapi fitur seperti pemantauan debit air, penyiraman otomatis, serta sensor lingkungan, yang memungkinkan petani memantau kondisi tanaman secara real-time.
Inovasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam budidaya padi sejak tahap awal pertumbuhan. Program yang telah memasuki tahun kelima tersebut digulirkan dengan mengangkat tema pangan sebagai salah satu fokus inovasi.
Senior General Manager Social Responsibility Telkom Hery Susanto menyampaikan bahwa program Innovillage merupakan wujud nyata komitmen Telkom dalam mendukung pembangunan berkelanjutan melalui inovasi digital.
“Kami percaya bahwa inovasi sosial berbasis teknologi adalah kunci untuk menjawab tantangan nyata masyarakat, termasuk isu krusial seperti ketahanan pangan,” ujar Hery, dikutip InfoDigital.co.id. Sabtu (14/6/2025).
Melalui program Innovillage, lanjut dia, Telkom mendorong mahasiswa untuk tidak hanya berpikir kreatif, tetapi juga solutif dan berdampak langsung.
Inovasi, seperti Semerbak-IoT pun disebutnya menjadi bukti bahwa talenta muda Indonesia mampu melahirkan terobosan yang relevan dengan kebutuhan lokal.
“Program ini bukan sekadar kompetisi, tetapi ekosistem kolaboratif yang terus kami perkuat agar kebermanfaatannya bisa dirasakan secara berkelanjutan oleh masyarakat sekitar,” imbuhnya.
Swasembada dan Teknologi
Isu swasembada pangan kini kembali menjadi sorotan di tengah kompleksitas tantangan ketahanan pangan global. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2024, Indonesia masih mengimpor 2,8 juta ton beras, 2,5 juta ton gandum, dan 600 ribu ton gula untuk kebutuhan dalam negeri.
Di sisi lain, data Kementerian Pertanian juga menunjukkan bahwa distribusi pangan di Indonesia masih belum merata. Sekitar 30% produksi pangan nasional masih terkonsentrasi di pulau Jawa, sehingga membuat daerah lain rentan terhadap kelangkaan dan fluktuasi harga.
Kondisi tersebut menimbulkan suatu kontradiksi. Sebagai negara agraris, Indonesia seharusnya mampu mengandalkan kekuatan produksinya sendiri.
Jika tidak segera diatasi, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri tak hanya mengancam stabilitas ekonomi, tetapi juga memperbesar risiko kerentanan sosial dan memperlebar kesenjangan antarwilayah.
Karena itu, Telkom, melalui program Innovillage, berupaya berkontribusi untuk menghadirkan solusi teknologi yang akan menopang ketahanan pangan di Tanah Air.
Innovillage merupakan kompetisi inovasi sosial berbasis teknologi yang ditujukan bagi mahasiswa untuk mendorong lahirnya solusi aplikatif terhadap permasalahan di masyarakat.
Melalui skema pitching, program tersebut mempertemukan mahasiswa, akademisi, dan masyarakat dalam semangat kolaboratif.
Program Telkom itu mendorong para inovator muda untuk menggabungkan teknologi digital dengan kearifan lokal, termasuk guna menopang ketahanan pangan. (dmm)