500 Situs Gua Cadas RI Bisa Dijelajahi di Google Arts & Culture

Jakarta, ID – Google telah melalukan penelusuran dan mendokumentasikan koleksi secara digital 500-an situs gambar cadas gua purbakala terbesar Indonesia (RI) di dunia yang kini bisa kita dijelajahi di Google Arts & Culture.
Gawai besar itu dikerjakan melalui kemitraan Badan Riset dan Inovasi Nasional Indonesia (BRIN), Kementerian Kebudayaan Indonesia, Griffith University (Australia), dan Google Arts & Culture.
Jadi, kolaborasi para arkeolog dari Indonesia dan Australia pun telah mendokumentasikan lebih dari 500 situs penting di lebih dari 100 gua di Indonesia dari Sumatera hingga Papua.
“Kini, kita dapat melihat hampir 600 gambar cadas beresolusi tinggi, menjelajahi tujuh model gua 3D dan menjelajahi 24 gua melalui tampilan 360 derajat,” ungkap Google, dikutip InfoDigital.co.id, Kamis (5/6/2025).
Selama lebih dari 2,5 tahun, BRIN, Griffith University, dan Google Arts & Culture dengan cermat mendokumentasikan situs-situs purbakala tersebut, dan terkadang menggunakan teknologi laser canggih.
Mereka pun telah berhasil mengungkap ‘kisah-kisah manusia’ yang terentang lebih dari 50.000 tahun ke belakang dengan contoh tertua berasal dari 51.200 tahun yang lalu.
Penemuan mereka meliputi gambar cadas naratif tertua yang dikenal di dunia, penggambaran adegan berburu paling awal, dan bukti praktik bedah awal.
Konservasi digital itu pun menjadi ‘jendela ke masa lalu’ yang dapat diakses. Para dosen dan tim arkeolog juga bisa menggunakannya untuk pendidikan dan penjangkauan, baik di dalam maupun luar lingkungan kelas.
Inisiatif tersebut tidak hanya merupakan upaya pelestarian situs secara digital, tetapi juga membantu mengungkap jejak asal-usul kita sebagai umat manusia dan memperluas narasi sejarahnya dari Indonesia ke seluruh dunia.
Inisiatif Gua Maros
Guna melindungi dan mempromosikan warisan budaya, Indonesia, sebagai Negara Peserta Konvensi Warisan Dunia, juga bermaksud menominasikan gua-gua di Maros Pangkep, Sulawesi, masuk dalam daftar Warisan Dunia.
Gua-gua di Maros Pangkep tersebut dikenal khususnya melalui lukisan cadas purbakala dan juga sudah bisa ditampilkan dan bisa dilihat dalam koleksi daring.
Upaya nominasi tersebut dilakukan sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mengidentifikasi, melestarikan, dan mewariskan warisannya kepada generasi mendatang.
Dengan mengusulkan situs Maros Pangkep menjadi Warisan Dunia, Indonesia pun mendukung kerja sama internasional dalam melestarikan apa yang dianggap memiliki nilai universal luar biasa.
Hal itu juga dilakukan lebih lanjut guna menunjukkan dedikasi untuk memenuhi kewajibannya di bawah konvensi sembari menyoroti signifikansi mendalam situs tersebut bagi umat manusia. (bdm)