3 Merek Ponsel China Kuasai 31% Pasar Global

Jakarta, ID – Merek smartphone asal China masih mampu menunjukkan taji dan daya saingnya di pasar global. Pada 2024, tiga ponsel merek China, yakni Xiaomi, Transsion, dan OPPO menguasai 31% pangsa pasar (market share) global, naik 1% dari setahun sebelumnya (2023) masih 30%.
Riset Canalys terbaru menyebutkan, pasar smartphone global tumbuh 7% mencapai 1,22 miliar unit pada 2024, menandai rebound setelah dua tahun berturut-turut tertekan.
Dari jumlah tersebut, tiga merek China berhasil menjual 378,9 juta unit atau menguasai 31% pangsa pasar smartphone global. Perinciannya, Xioami menjual 168,6 juta unit ponsel (dengan pangsa pasar 14%), Transsion 106,7 juta (9%), dan OPPO 103,6 juta (8%).
Penjualan tiga merek China itu bertambah 39,5 jutaan (1%-an) pada 2024 dari setahun lalu (2023) sebanyak 339,4 juta unit smartphone atau menguasai 30% market share global.
Tahun 2023, Xiaomi (Redmi dan POCO) menjual 146,1 unit (13%), Transsion (Infinix, TECNO, dan itel) 92,6 juta (8%), dan OPPO (termasuk OnePlus) 100,7 juta unit (9%).
Xiaomi mempertahankan benteng di posisi ketiga, menjadi kontributor terbesar pertumbuhan volume industri tahun 2024.
Didorong oleh momentum yang kuat di China Daratan dan ekspansi strategis yang berkelanjutan ke pasar negara berkembang, pengiriman ponsel Xiaomi tumbuh 15% tahun lalu.
Transsion juga mengklaim tempat keempat untuk pertama kalinya serta OPPO melengkapi lima besar. Kedua merek, Transsion dan OPPO masing-masing tumbuh 15% dan 3% pada 2024.
“2024 telah menjadi tahun comeback bagi industri smartphone, memberikan volume pengiriman global tahunan tertinggi pascapandemi Covid-19,” kata Runar Bjørhovde, analis di Canalys, dikutip InfoDigital.co.id, Rabu (5/2/2025).
Menurut dia, permintaan smartphone telah melonjak di segmen pasar massal karena didorong oleh siklus penyegaran yang dibeli karena pandemi Covid-19, di samping pengisian saluran.
Merek Lainnya
Sementara itu, Apple mempertahankan posisi terdepan di tabel peringkat vendor untuk tahun kedua, didukung oleh pertumbuhan pasar negara berkembang dan kinerja stabil di Amerika Utara dan Eropa, yang membantu mengimbangi tantangannya di China Daratan.
Pada 2024, penjualan ponsel iPhone turun 1% menjadi 225,9 juta unit dengan 18% merket share. Samsung mengikuti di urutan kedua di tengah fokus profitabilitas yang berkelanjutan, juga turun 1% menjadi 222,9 juta unit (18%).
Selain lima merek tersebut, Canalys menyebut bahwa ada merek lainnya (termasuk Huwaei asal China) yang berhasil menjual 395,4 juta unit ponsel pada 2024, atau menguasai 33% pangsa pasar global.
Beberapa vendor merek ponsel telah memanfaatkan tren membaiknya pasar tahun lalu dengan menargetkan saluran pasar terbuka dan memimpin dengan produk yang berfokus pada nilai uang yang kuat.
Namun, fokus pada penskalaan volume telah datang dengan risiko erosi margin yang menipis untuk menjaga harga tetap kompetitif. Vendor pun telah mengurangi biaya tetap dan mengoptimalkan perencanaan sumber daya untuk memenangi pasar.
Di luar pertumbuhan pasar negara berkembang yang kuat, ekonomi mulai pulih menopang pertumbuhan pasar ponsel 2024. Pertumbuhan ekonomi China Daratan tumbuh 4%, Amerika Utara 1%, dan Eropa 3%.
Permintaan ponsel di wilayah-wilayah tersebut ditopang oleh promosi vendor yang tinggi, seperti diskon, tukar tambah, dan bundel perangkat, yang digunakan di seluruh saluran.
“Apple dan Samsung tetap tangguh di tengah permintaan unggulan yang kuat, mencerminkan tren premiumisasi pasar yang berkelanjutan,” komentar Sanyam Chaurasia, analis Senior di Canalys.
Pada segmen kelas atas, konsumen makin memilih versi premium dari seri andalan dan dibantu oleh model pembeda vendor yang lebih jelas dalam seri andalan di segmen yang sudah tidak elastis secara harga.
Dalam kasus Apple, pengiriman 16 Pro dan Pro Max pada 2024 adalah 11% lebih tinggi dari 15 Pro dan Pro Max tahun 2023, mencapai lebih dari 55 juta unit.
Performa model Pro di seri 16 menjadi pendorong utama penjualan iPhone 16 yang mengungguli kinerja peluncuran iPhone 15. Sementara itu, Samsung memberikan volume seri-S terkuatnya sejak 2019, lebih condong ke arah Ultra daripada sebelumnya. (dmm)