1 dari 4 Orang di Dunia Pernah Goda AI

Jakarta, ID – Sebuah riset global terbaru yang dilakukan oleh World, jaringan keuangan dan komunitas terverifikasi manusia, menyebutkan bahwa lebih dari 1 dari 4 responden yang disurvei mengaku pernah menggoda chatbot yang didorong oleh teknologi AI.
Survei ini menunjukkan pengaruh AI yang makin meningkat dalam hubungan sosial dan evolusi global, termasuk di Indonesia, dalam pemanfaatan teknologi digital. Survei ini diambil dari lebih 90.000 orang di seluruh jaringan World di 9 negara.
“Lebih dari seperempat responden (26%) mengaku pernah menggoda chatbot atau AI, baik untuk bersenang-senang atau tanpa disadari,” ungkap World, dalam kesimpulan surveinya, dikutip InfoDigital.co.id, Selasa (18/2/2025).
Di sisi lain, survei juga menyebutkan bahwa sebagian besar, 90% responden lebih suka aplikasi kencan terverifikasi untuk memastikan bahwa pasangannya manusia nyata dan bukan ‘manusia palsu’ yang dikendalikan AI.
Hal itu sekaligus menunjukkan bahwa manusia makin nyaman dan bergantung pada teknologi komunikasi berbasis AI, melampaui layanan pelanggan konvensional dan pertukaran fungsional untuk terlibat pada tingkat yang lebih dalam.
Orang Indonesia juga suka mengadopsi koneksi digital yang memanfaatkan AI ‘yang diwarnai cinta’ tersebut. Hanya yang tidak disadari, seiring dengan perkembangan teknologi AI, chatbot yang makin emosional dan interaktif juga berbahaya.
Perilaku berkomunikasi dengan AI makin berbahaya ketika mengarah ke kencan secara online. Sebab, makin banyak modus penipuan yang mengaburkan identitas dengan memanfaatkan teknologi AI dengan kedok cinta.
Bahaya Penipuan
Karena itu, di tengah makin nyamannya pemanfaatan AI, salah satu aspek yang paling mengkhawatirkan dari tren ini bagaimana AI dapat mengaburkan batas antara interaksi manusia dan digital dengan tujuan untuk penipuan online.
Aplikasi dan situs kencan online kini digunakan oleh jutaan orang di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Namun, penipuan kencan online yang dibungkus teknolgi AI makin umum, selain tentu banyak kisah-kisah sukses dalam dunia percintaan online.
Otoritas Jasa Keuangan Indonesia pun mengungkapkan modus penipuan digital selama tiga bulan terakhir, yang menyebabkan kerugian bagi korban sebesar Rp700 miliar.
Hal itu terungkap dari lebih 42.000 pengaduan melalui Indonesia Anti Scam Center (IASC). Salah satu penipuan yang terjadi adalah Love Scam, di mana para penipu menggunakan identitas palsu atau teknologi deepfake.